Vivo Y1s, HP Android Pilihan Buat Mama

Diantara tiga anak mama, mungkin saat ini saya yang paling jarang ditelpon. Alasannya simpel saja, karena rumah kami bersebelahan. Kalo bisa ketemu langsung, kenapa mesti nelpon. Oleh karenanya mama lebih sering menelpon kakak dan adik. Mungkin untuk saat ini adik pada posisi pertama. Karena ia tinggal sendiri di tempat ia bekerja.

Karena sering menelpon, pulsa mama pun cepat habis. Pulsa 50.000 tidak cukup untuk sebulan. Soalnya mama kalau nelpon ngga pake daftar kuota nelpon dulu, langsung call aja. Beliau ngga ngerti kalo terlalu banyak yang dipencet. Saya juga ngga bisa bantu, soalnya kan pas beliau sedang nelpon saya ngga ada di samping.

Semenjak tahu ada yang namanya video call, kadang mama ke rumah nyuruh saya buat video call adik. Soalnya HP beliau masih HP Samsung jadul yang ngga perlu dicas selama beberapa hari karena saking awet baterainya. Tapi bukan android tentunya.

Setelah selesai video call, mama mengeluhkan pulsa yang cepat habis. Repot jadinya kalo mau nelpon tapi ngga ada pulsa. Apalagi saya tidak selalu ada di rumah untuk langsung bisa mengisikan pulsa beliau. Biasanya sih saya yang isikan pulsa mama. Beliau minta isi 10, saya isi 20. Itu pun masih cepat habis tanpa saya ketahui. Mungkin mestinya langsung saya isi 50 atau 100 saja.

Saya pun mempromosikan kelebihan nelpon pake WhatsApp kepada beliau. Selain ngga perlu mikirin pulsa, bisa video call dan langsung melihat wajah adik saya.

Akhirnya mama minta perlihatkan cara video call. Saya ajari saja dengan HP saya. Saya pilihkan cara yang paling singkat supaya tak perlu terlalu banyak yang dipencet. Menyentuh layar HP saja mama masih kagok.

Setelah percobaan beberapa kali dan berhasil, mama pun berkata, "Ya sudah. Belikan aku HP seperti ini besok."

"Serius?" tanyaku.

"Ya. Harganya berapa?" kata beliau.

"Satu jutaan." Kataku mengambil harga paling murah. "Satu koma lima, lah." Kataku biar ngga mentok satu juta juga.

Sore harinya, aku cerita ke suami perihal mama yang mau beli HP. Eh, suami malah ngajak langsung beli malam itu juga. Aku pun konfirmasi ke mama sekali lagi apa beliau benar-benar mau beli HP baru. Karena memang serius, mama langsung ngasih uang 1,5 juta.

Sehabis Isya kami berangkat ke ponsel langganan kami. Kadang kami ke sini cuma buat liat-liat doang. Kali ini kami serius memang mau beli HP.

Baru masuk di bagian depan, kami langsung dihampiri sales Vivo yang berada paling depan. Pertanyaannya adalah tentu mau beli HP apa.

Karena ngga mau ribet, kami bilang aja mau belikan HP buat mama dengan anggaran 1,5 juta.

Wah, pas sekali kami langsung diberi brosur Vivo. HP termurah di brosur yaitu Vivo Y1s dengan harga 1,5 juta. Karena sedang PPKM ada diskon 150ribu, sehingga harganya jadi Rp 1.350.000. Sales pun mulai mempromosikan kelebihan Vivo Y1s.

Secara umum kami memang tidak mencari HP dengan spek tinggi. Yang penting dari HP ini adalah kamera depannya yang sudah 5 MP, lebih baik dari saya HP Vivo Y31 yang sudah jadul itu. Tujuannya supaya tidak gelap saat video call atau pun otentifikasi Taspen. Adapun untuk kamera utamanya sebesar 13 MP.

Vivo Y1s berukuran ramping dengan kapasitas baterai 4030mAh. Ukuran layarnya 6,22 inchi dengan sistem android 10. Memory RAM 2 GB dan penyimpanan 32 GB. Sebenarnya spek tersebut cukup rendah, tapi berhubung keperluan mama mungkin cuma WhatsApp saja, spek tersebut sudah lebih dari cukup. HP ini juga suport 2 SIM card dan jaringan 4G.

Yang membuat kami cukup tertarik adalah, kami sudah percaya dengan brand Vivo. Sebut saja Vivo Y21 milik suami dan  Vivo Y31 yang saya miliki. Saya yang sudah kebelet pengen ganti HP baru tapi selalu ngga jadi karena HP yang ada masih bagus sampai sekarang, mesti mentok di 3G. Padahal HP saya juga sudah sering jatuh, tapi kondisi masih sangat bagus.

Tujuan kami beli HP untuk mama, selain bisa digunakan untuk video call, tentu ingin mencari HP yang awet. Nah, Vivo yang kami miliki sudah menjadi jaminan. Akhirnya, tanpa harus melirik brand lain, kami putuskan untuk membeli Vivo Y1s untuk mama.

Sepulang dari ponsel saya beli kartu perdana Three untuk diletakkan sebagai paket kuota. Karena apa guna HP android kalo tak ada kuotanya. Sedangkan kartu Telkomsel yang selama ini beliau gunakan juga tetap dipasang untuk nelpon biasa.

Kini mama sudah beralih menggunakan HP android. Beliau harus belajar beberapa kali agar bisa mengoperasikannya. Saya cuma mengajarkan cara menelpon, video call, dan menggunakan kamera. Sedangkan fungsi yang lain masih sulit untuk dipelajari. Yang penting sudah tidak mikirin pulsa habis lagi.

Baca Juga