Bagi saya pribadi keberadaan uang tunai di dompet sangatlah penting. Karena pada saat-saat tertentu akan ada pengeluaran tak terduga yang pembayarannya memerlukan uang tunai.
Namun bukan berarti pula, saya akan memiliki berjuta-juta uang tunai di dompet saya. Tentu saja karena saya memang tidak memiliki uang tunai sebanyak itu.
Ada kalanya saat pergi ke mall, saya hanya membawa beberapa lembar uang merah dan biru. Tak disangka barang yang saya beli tidak cukup dengan satu dua lembar uang saja. Dari pada harus pergi mencari ATM untuk mengambil uang tunai, maka saya lebih memilih untuk menyerahkan kartu ATM dan digesek di sana sekalian.
Beberapa hari yang lalu, sehabis pulang kerja, saya memutuskan jalan-jalan dulu dengan suami. Maunya sih beli mesin cuci. Tapi mau lihat-lihat dulu, kalo ada yang cocok, baru dibeli.
Kami hanya mendatangi satu toko. Berhubung saya juga tidak terlalu paham tentang mesin cuci, jadi saya cuma menjadi pendengar yang baik. Yang paling utama adalah, harga yang ditawarkan tidak berat di ATM, hehe.
"Dou?" tanya saya pada suami.
"Dou?" dia malah balik bertanya.
Sebenarnya niat awalnya mau lihat-lihat aja dulu. Jadi jujur saja, uang di dompet bahkan ngga nyampe lima ratus ribu. Tapi berhubung sudah sreg dihati. Akhirnya saya putuskan untuk langsung membeli.
Di sinilah untungnya punya ATM yang bisa digesek setiap saat. Tentu saja dengan syarat ada uang yang cukup di dalam rekening.
Saya memang jarang bawa uang tunai dalam jumlah yang banyak. Biasanya yang penting cukup buat beli bensin dan sayuran buat masak.
Pembayaran menggunakan kartu ATM sendiri memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan.
Kekurangan Pembayaan Dengan Kartu ATM
- Tidak semua penjual menerima pembayaran dengan kartu ATM, misalnya pedagang tradisional.
- Kena biaya charge jika mesin gesek yang digunakan beda bank.
Kelebihan Pembayaran Dengan Kartu ATM
- Tidak perlu membawa uang tunai dengan jumlah yang banyak.
- Dapat digunakan saat keperluan mendadak.
Dalam pembayaran dengan kartu ATM ini sendiri, saya menggunakan kartu debit dan bukan kartu kredit. Karena jujur saja, meskipun menggunakan kartu ATM, pembayaran yang saya lakukan bersifat tunai dan bukan kredit.
9 Comments
ehmm.. mulai ngisi rumah dengan perabot yah... heuheuheu.. jadi inget dulu waktu baru nikah, pelan-pelan beli kompor, kulkas, mesin cuci..
ReplyDeleteheuheuheu..
anyway, saya juga sekarang sudah jarang bawa uang kas, tapi juga nggak punya ATM karena nggak punya rekening.. hahahahaha cuma kadang minjem ATM punya nyonye kalau ada perlu...
Iya nih, Pak, mulai diisi sedikit-sedikit. 😊
DeleteWah, kalo Bapak ngga punya rekeninh, gajinya pake uang tunai ya, Pak. 😁
Transfer ke rekening nyonye.. dia yang pegang.. hahahaha
DeleteAbis beli mesin cuci beli apa lagi nih... Dikit dikit lama lama penuh juga rumah. Jadi ingat dulu waktu belum punya apa-apa.
ReplyDeleteSaya jarang bawa uang cash. Paling cuma beberapa lembar buat parkir.
Itupun yang pegang ATM. Kumendan.
Hahahaha sama yah
DeleteMbak ada yg membuat saya binggung ,kata " Dou " itu apa yach ? Bahasa kerajaan kah ? :)
ReplyDeleteOhy. Mbak... Berapa biaya gesek ATM kalau Beda Bank ?
Maklum saya jarang keluarin ATM klu ke Belanja, takut kena hipnotis, terhipnotis produk discoun Maksudnya. :)
Haha, sebenarnya itu bahasa becanda. Sedikit kosakata Jepang yang kami tahu. Artinya semacam "bagaimana"
DeleteBiaya gesek beda ATM mungkin sama dengan transfer beda bank Rp 6.500,-
Saya juga jarang kok ngeluarin ATM, kebetulan belanja banyak dan uang tak cukup aja. 😄
mantep mbak blognya kayaknya saya akan jadi pengunjung tetap
ReplyDeleteTerima kasih atas apresiasinya :)
ReplyDeleteSilakan tingggalkan tanggapan dan pendapatmu pada kolom komentar